BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 04 Maret 2011

MATAHARI YANG TENGGELAM

Pemain :
1. Lia sebagai sahabat wawan
2. Wawan sebagai cowok yang mengemis cinta Amelia
3. Amelia sebagai gadis yang disuka Wawan
Dia adalah seorang lelaki yang tangguh .Tak pernah lelah dan selalu mengejar cinta sejatinya. Dia tak lain dan tak bukan adalah temanku sewaktu SMP. Kuingat bahwa dia pernah berkata bahwa dia sangat mencintai Amelia. Hampir tiga tahun dia mencari . Namun setelah dia bertemu ternyata Amel tak sendirian lagi dalam arti telah memiliki kekasih. Betapa hancur dan sakit perasaannya. Rasa sayang serta cinta yang selama ini ada masih tetap ada. Semua ini terbukti , meski Amel tidak bisa dia miliki tapi dia selalu berusaha menjaga dan melindunginya.
Terdengar suara begitu keras dari depan rumah. Secepat mungkin kuberanjak dari posisi releks menjadi posisi yang kalang-kabut. Dengan memakai pakaian yang ala kadarnya kupergi ke arah suara tadi .

"Wawan", panggilku dengan suara yang agak kencang. Kulihat dia yang begitu nafsu memukul-mukul dinding rumahku.
"Wow", kira-kira atuch kalau mukul dinding rumah orang !!! Bisa marah semua penghuni rumah ini," jawabku dengan sedikit emosi dan tanpa sadarmengeluarkan kata-kata "sunda". Spontan saja dia tertawa melihat ekspresi wajahku yang marah namun terlihat begitu lucu. Maklum ...marah atau gak marah memang terlihat lucu. He...he...
Melihat semua itu , spontan mempercepat langkahku untuk masuk ke dalam rumah . Namun dengan cepat dia menarik lenganku dan berkata "jangan marah donk , aku kan hanya bercanda. Ada yang mau aku ceritakan kepadamu."

"Mau cerita apa sich" , kali juga tentang Amel lagi , jawabku dengan santai.
"Itu tahu ", Jawabnya sambil menarik lenganku dan segera mencari tempat yang cocok untuk memulai pembicaraan . Tanpa terasa matahari sudah mulai tenggelam dan terlihat jelas pesona warna planet "Mars" yang begitu merona dan memikat hati. Akhirnya dia pun pulang dengan meninggalkan rasa penasaran yang besar dalam benakku.
“ Ngomong apa sich dia gak jelas gitu , dasar aneh…”???. Dari pada aku bingung mendingan masuk kamar aja lach ngantuk nich…he…he

Pagi hari yang begitu indah dengan suara burung yang mampu membuat aku bernyanyi dengan riangnya. Embun pagi yang terasa sejuk dikulit dan wajahku membuat aku begitu semangat .Tiba-tiba kuteringat dia . Hatiku terus bertanya-tanya mengapa dia bisa begitu mencintai Amelia. Tapi yang kutahu gelora asmara terus berkecamuk dalam dirinya begitu pula rasa ingin memiliki wanita tersebut. Badai , hujan dan halangan yang menghadang tak pernah dihiraukannya. Yang ada dalam benaknya adalah melihat wanita yang dicintainya bahagia meski sekarang tidak bersamanya. Harapan hanya tinggal harapan karena sekian lama dia menanti namun Amel tak berhasil dia miliki.
"Kriiiing", Handphoneku berdering dengan sangat kuat , membuyarkan lamunanku tentang dia. Kubuka SMS yang masuk dan ternyata dari dia.

"Cepat pergi kesekolah karena ada sesuatu yang mau kuceritakan kepadamu, penting, ucapnya.
"Paling juga tentang Amel, memang sudah gila anak itu", ujarku dengan sedikit malas.
Masih terbayang senyum manis dan pancaran pesonanya yang begitu mempesona . Menjadikan dia begitu istimewa dihatiku, begitu ucapnya saat curhat denganku.
Ternyata dia baru saja bertemu dengan Amel yang menurutnya Amel begitu terlihat cantik dan manis dengan senyumnya yang semanis madu. Aku kira mau cerita apaan, ternyata hanya itu. Dasar aneh, ucapku dalam hati.

“Ternyata begitu ya kalau orang jatuh cinta . Kelihatan seperti orang Gila ha…ha…,”.
Tapi sayangnya Amel tidak sadar bahwa selama ini ada seorang cowok yang selalu mengintainya. Hingga dia tak tahu bahwa tepat di ultahnya yang ke enam belas tahun cowok itu memberikan bunga kesukaannya yaitu bunga melati. Amel menyangka bahwa bunga itu pemberian dari kekasihnya. Tak lama setelah itu, hubungan Amel dengan kekasihnya berlalu. Membuka pintu harap yang lebar bagi temanku.

"Terima kasih ya Tuhan karena engkau telah mengabulkan doaku, akhirnya Amel putus juga dengan cowoknya," ucapnya dengan girang sambil menggoyang-goyangkan bahuku hingga kepalaku pusing dibuatnya.

"Sudah puas gilanya," Ucapku dengan nada yang sangat tinggi dan segera pergi meninggalkan dia yang masih terdiam terpaku melihat diriku sewot seperti itu.
“Tuh kan marah lagi, ya maaf , abisnya aku lagi senang kali nich “.
"Bisa gak sich buat gue gak sensi , sekaliii aja," keluarlah gaya bahasa keren dari mulutku.

"Jelek tahu kalau lagi marah, lagian emangnya mau apa kalau cepat tua". He...he... ucapnya sambil tertawa dan segera membawaku pergi ke kantin sekolah. Di tempat itulah dia banyak cerita . Mulai dari rencananya yang ingin mencoba mendekati Amel hingga yang lainnya. Pokoknya aku hanya dibuatnya pusing .

"Seperti biasa aku kurang setuju kalau kamu terlalu berambisi untuk memilikinya. Tapi, sebagai teman yang baik aku hanya mendukung dan berusaha membantu selama aku mampu ," kataku dengan lembut dan penuh keyakinan.

Ternyata tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Banyak sekali rintangan yang harus dilalui dia untuk mendapatkan cinta Amel. Terlebih lagi memang banyak sekali cowok yang menginginkannya juga serta mantannya pun terlihat belum rela melepaskannya . Sehingga ia masih berusaha keras agar Amel kembali kepangkuannya.
Tak jarang dia dalam memperjuangkan cintanya selalu menerima caci maki dan hinaan yang begitu menyakitkan atas sikapnya yang tidak masuk akal. Ibarat merindukan bulan yang tidak akan pernah didapatkannya.

"Ternyata apa yang kamu bilang memang benar Li, Aku memang tak boleh terlalu berambisi untuk memilikinya. Tapi sayangnya aku tak bisa Li, Aku sangat mencintainya," ucapnya dengan linangan airmata.

Aku menghapus airmatanya dengan kedua tanganku yang mungil sambil berkata " Aku juga tidak bisa menyalahkan kamu atas apa yang kamu rasa selama ini hingga membuat kamu terlihat gila, Wan."
“Aku memang gila ya…gila akan cinta. Tapi aku juga manusia yang ingin dicintai dan mencintai seseorang dan seseorang itu adalah Amel,“ Jawabnya dengan begitu yakin.
“Iya aku tahu tapi, ach sudahlah lebih baik kamu pulang saja , tenangkan pikiran baru besok kita cari solusinya, ok.” Jawabku dengan lembut . Akhirnya dia pulang walau sebenarnya dia tidak ingin pulang karena dia merasa kalau dia pulang yang ada pikirannya tidak akan tenang malahan makin kacau.
Hari-hari pun berhasil dia lewati meski hanya dijadikan sebagai angin lalu . Angin yang selama ini terasa begitu aneh untuk disiakan namun begitu sakit untuk dirasakan . Ya begitulah , dengan perasaan yang sangat tersiksa dia berusaha untuk melupakan Amel namun tetap tidak bisa . Akhirnya dia semakin menjadi-jadi . Tapi apa yang dia dapat hanya kekecewaan saja .

Melihat begitu susah dalam mendapatkan cinta yang diharapkannya. Diapun stres dan pergi ke Pekanbaru untuk menggeluti hobinya yang sangat membahayakan keselamatannya. Dia kembali menjadi seorang pembalap liar . Berkali-kali aku larang dia namun tak pernah dihiraukannya. Berkali-kali pula dia jatuh dan pulang pergi dari rumah sakit. Semua itu tidak membuatnya kapok bahkan semakin menjadi-jadi.

“Ya Tuhan ……..??? Mengapa begini nasibku . Mengapa tak kau izinkan aku untuk bersamanya , walau hanya sedetik saja asalkan aku bisa menatap matanya yang bercahaya serta menyentuh lembut wajahnya , bagiku sudah dari cukup”. Ucapnya dengan menghiba pada saat berada di salah satu rumah sakit yang ada di Pekanbaru. Melihat peristiwa itu , sungguh aku tidak bisa menahan airmataku . Namun secapat mungkin aku keluar sehingga dia tidak tahu bahwa aku datang menjenguknya.
Tidak berapa lama kemudian akhirnya dia sembuh namun semenjak kejadian itu dia tak pernah datang ke sekolah. Aku sungguh sedih melihat keadaan ini namun aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku juga kehilangan kontak dengannya pada saat itu. Tapi yang aku tahu tepat pada waktu dia mengikuti balapan nasional di Pekanbaru . Hatiku sungguh sangat kawatir dan cemas akan keselamatannya. Namun mujur tak dapat diraih malang tak dapat ditolak , akhirnya dia jatuh hingga Honda yang digunakannya hancur berkeping-keping . Hondanya saja hancur apalagi orangnya. Tapi, Allah S.W.T maha adil dan bijaksana , dia masih diberi kesempatan untuk hidup walau sebenarnya dia tak menginginkannya. Dia lebih baik mati daripada tidak bisa menggapai wanita impiannya.
“Mengapa tidak kau ambil saja nyawaku, mengapa masih kau beri aku hidup sedangkan impianku tak pernah kau kabulkan ,” ucapnya dengan penuh amarah sambil menahan sakit .
Tak lama kemudian “uhuk..uhuk” Tangannya penuh dengan darah Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi berbagai penyakit telah banyak dideritanya . Namun, dia tetap menggeluti hobinya yang sangat berbahaya tersebut. Teringat aku akan satu penyakit yang hampir merenggut jiwanya. Ya, penyakit leukemia inilah yang hampir merenggut jiwanya. Hingga mengharuskan dia pergi berobat ke Malaysia dan Singapore . Untung saja uang hasil balapan sangat banyak sehingga dia tak perlu memikirkan hal itu. Selama sebulan dia harus menjalaninya . Sekolah tak pernah dihiraukannya , ortunya pun tak pernah peduli dengan dia. Sehingga tidak mengetahui apa saja yang telah menimpa anaknya.
Hari-hari yang dilaluinya terasa hampa bagai malam tak berbintang . Dia menganggap semua orang yang ada di dunia ini munafik dan tak dapat dipercaya. Bahkan dia pernah berkata bahwa yang membuat dia mau bertahan dan berjuang untuk hidup ini karena Amel . Sungguh aku tak menyangka kalau rasa cinta serta sayangnya begitu besar terhadap wanita tersebut.
Namun sang waktu akhirnya menjawab semua peristiwa pahit yang terjadi selama ini . Dia akhirnya bisa memiliki Amel tapi sayang hanya sebentar karena Amel lebih percaya dengan orang lain daripada dengan dia. Peristiwa ini membuat dia stess dan menghilang bagai ditelan bumi. Dan tepat di hari valentine , akhirnya dia menampakkan batang hidungnya karena ingin memberikan sesuatu untuk Amel.
Sesampainya di rumah Amel dia dan aku bingung karena melihat begitu banyak orang di sana dengan mayoritas memakai pakaian hitam. Terdengar jelas detak jantungnya berdetak sangat cepat pada saat itu . Tanpa pikir panjang aku segera pergi untuk menanyakan apa yang telah terjadi dan secepat mungkin kembali menemui , Wawan.
“Ada apa sich Li , kenapa mukamu pucat ayo cepat cerita jangan diam saja donk,” ucapnya sambil menggoyangkan bahuku dengan sangat kuat.
“Aku yakin kamu laki-laki yang kuat , sebentar lagi Amel akan di makamkan.” Jawabku singkat sambil menundukkan kepala.

“Apa, Ameeeeeel…,” teriaknya dengan lemah dan terkulai tidak sadarkan diri.
Cinta memang tak harus memiliki . Asalkan yang kita cinta dan sayangi bahagia dengan yang lain biarkan saja. Meski cinta kita tak pernah sampai yakinlah suatu saat akan sampai. Membawa kebahagiaan yang sesungguhnya.

0 komentar: