BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 19 Oktober 2011

Pohon Tua Malang

Artikel ini bersama objek foto Sebuah "Pohon Tua Malang", berhasil memikat para pengunjung pacu jalur tahun ini dan mendapat juara dua. Foto tersebut adalah hasil foto yudha Syadeki Perdana Putera, salah satu siswa SMAN Pintar Kab. Kuansing.

Sebuah pohon tua yang malang. Bukankah begitu?

Lebih malang daripada yang terlihat. Pohon tua dengan begitu banyak ranting-ranting namun sama sekali tidak berdaun. Layaknya pepatah ” Mati Segan Hidup Tak Mau”. Hanya ada sekelebat tumbuhan yang hidup di pohon tersebut. Tak ubahnya benalu meski terlihat memberi sedikit warna kehidupan pada pohon tua yang malang.
Kondisi pohon tua itu, tak ubahnya dengan kondisi bumi pertiwi kita yang hampir tandus, gersang dan tak berwarna, mati oleh kegersangan yang kita buat sendiri.
Ya, meski bumi sekarang telah dipenuhi oleh kemajuan IPTEK dan IMTAQ sehingga dapat lebih kokoh dan indah dibuatnya. Namun dalamnya rapuh dan sama sekali tak bermanfaat dalam memberi kehidupan yang sebenarnya.
Sedangkan sekelebat tumbuhan itu, sama halnya dengan semua hal yang telah dilakukan pemerintah dalam mencoba menghijaukan bumi ini. Namun mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan ternyata sama halnya dengan menoreh benalu yang perlahan-lahan akan menyakiti orang banyak. Seperti pembuatan Green House yang dapat menyebabkan efek rumah kaca walaupun sebenarnya memberi keindahan.

Ayo Sadar!

Nama: Lia Wulan Safitri-gsj
Sekolah: SMAN Pintar Kab. Kuansing

Artikel ini bisa dilihat di media massa Riau Pos terbitan 8 Oktober 2011 lalu. Minta do`anya agar menjadi tulisan terfavorit setelah evaluasi selama tiga bulan ok. Thanks

Sampah tak ubahnya benalu dalam kehidupan manusia saat ini. Mengapa demikian? Lihatlah lingkungan sekitar dengan seksama. Apakah ada pemandangan yang indah melainkan tumpukan sampah?
Sampah organik maupun nonorganik yang tersebar di mana-mana lah yang kini menjadi pemandangan indah di mata ini. Dengan aroma busuk dikelilingi berbagai jenis hewan menjijikkan di sekitarnya.
Nyamankah mata ini melihat keadaan seperti itu? Tak adakah keinginan untuk mengatasi masalah yang telah menjadi masalah global ini? Semua Negara di dunia baik Negara maju dan berkembang mempunyai masalah yang sama. Hanya saja Negara maju telah memiliki alternatif yang canggih dalam menangani masalah tersebut. Tidak halnya dengan Negara berkembang, seperti Indonesia.
Secara keseluruhan Negara berkembang masih relatif rendah tingkat kesadaran dalam menanggulangi sampah yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia.
Sebenarnya kalau ditinjau dari segi program pemerintah dalam menangani masalah sampah tersebut sudah lebih bisa dikatakan bagus. Tapi kenapa tak sedikitpun sampah berkurang apalagi hilang dalam kehidupan manusia?
Semua kesalahan ada pada kita sebagai manusia yang merupakan produsen sampah utama. Tingkat kesadaran dan rasa kebersamaan yang menurun secara drastis menyebabkan sifat individualisme tertanam dan melekat pada kepribadian jiwa saat ini.
Program 5R yang dicanangkan pemerintah, yaitu reduce berarti meminalisir pemakaian barang, reuse berarti pandai memilih barang yang tidak sekali pakai, recycle berarti kegiatan mendaur ulang sampah, replace berarti mengganti barang ramah lingkungan dan replant berarti melakukan reboisasi pun tidak dapat memberikan perubahan yang mendasar dalam menanggulangi masalah global ini.
Semua akan percuma dan sia-sia saja apabila program bagus tapi tidak dibarengi dengan rasa peduli dan sadar akan pentingnya kebersihan dan kehijauan dalam kehidupan manusia. Hal tersebut merupakan faktor penunjang sebenarnya dalam menanggulangi masalah tersebut.
Sayangnya, rasa peduli, sadar dan ikhlas dalam berbuat kebaikan dan melakukan sesuatu untuk kepentingan bersama telah berkurang bahkan hampir pudar dalam jiwa manusia. Ya, rasa kegotong royongan telah hilang. Sehingga dapat dilihat akibatnya.
Manusia sekarang mau tidak mau berteman dengan sampah. Setiap hari hanya sampah yang terlihat. Bergaul dengan sampah, sampah dan hanya sampah. Selain itu, faktor yang menjadikan sampah semakin menumpuk adalah terbatasnya suatu media atau tempat bagi sampah itu sendiri.
Pemerintahan Indonesia hanya memberikan tempat tak ubahnya tempat air minum atau gallon. Itupun diletakkan ditempat-tempat yang sulit terjangkau oleh manusia. Maksudnya untuk manusia dengan sifat dan kepribadian modern ini tak akan memberikan pengaruh untuk tempat yang seperti itu.
Manusia sekarang yang serba instant lebih menyukai tempat dengan media besar agar mudah memasukan sampah kedalamnya. Bukan tempat yang disediakan oleh pemerintah sekitar sekarang.
Jadi, bila ingin mengembalikan kehidupan hijau dalam kehidupan manusia maka tumbuhkanlah sifat sadar, rasa peduli dan ikhlas dalam berbuat sesuatu untuk kepentingan bersama. Sediakan juga tempat lebih banyak untuk sampah tersebut. Selain itu, perbanyaklah mempekerjakan tukang kebersihan agar memberikan sedikit bnayaknya bantuan dalam menciptakan kebersihan.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Citaku Jauh

Terlampau indah untuk memilih
Mengenang sejuta cita akan impian
Sedangkan aku apalah daya
Meredam ingin berhias dusta
meracun ilmu
Peluangtak kan pun kuraih
Terlampau jauh angan ini memburu
Merindu keberuntungan menghampiri
Sesosok jiwa yang letih akan kemunafikan dunia
Sampai kapan…???
Bersanding keringat tak terbatas
Beraroma sia-sia
Semua tak jua berarti
Aku hilang, Aku…
Haaaaaaaaaahhhhhhhh
Menggores tanpa makna , melukis berjuta duka
Arti kesedihan yang tersisa
Beriring penganiayaan sukma menyambut perih
Pilu, sepi jiwaku sesepi jiwa mereka
Terdengar rintihan menyayat ulu hatiku
Wajah mereka seakan berkata
Tolong kami dari kerakusan negara
Sedikitpun tiada senyuman terlihat
Pada paras polos nan lugu itu
Tlah berjuta wajah teraniaya
Bisanya menyiksa bathin
Akan keegoisan mereka
Bisanya menganyam luka
Akan kerakusan mereka
Bisanya menyulam dendam
Akan ketidakadilan yang mereka ciptakan
Buat apa?
Menghalalkan segala cara demi kebahagiaan semu
Menganggap remeh orang lain
pelan tapi pasti
Pasti melemahkan jiwa muda yang berprestasi
Membuang kupu-kupu bertalenta
Sampai hati meracun jiwa
Sampai hati mengumandangkan tawa
Berhasrat mengumbar nafsu
Menyakiti jiwa seputih salju

Citaku Jauh

Terlampau indah untuk memilih
Mengenang sejuta cita akan impian
Sedangkan aku apalah daya
Meredam ingin berhias dusta
meracun ilmu
Peluangtak kan pun kuraih
Terlampau jauh angan ini memburu
Merindu keberuntungan menghampiri
Sesosok jiwa yang letih akan kemunafikan dunia
Sampai kapan…???
Bersanding keringat tak terbatas
Beraroma sia-sia
Semua tak jua berarti
Aku hilang, Aku…
Haaaaaaaaaahhhhhhhh
Menggores tanpa makna , melukis berjuta duka
Arti kesedihan yang tersisa
Beriring penganiayaan sukma menyambut perih
Pilu, sepi jiwaku sesepi jiwa mereka
Terdengar rintihan menyayat ulu hatiku
Wajah mereka seakan berkata
Tolong kami dari kerakusan negara
Sedikitpun tiada senyuman terlihat
Pada paras polos nan lugu itu
Tlah berjuta wajah teraniaya
Bisanya menyiksa bathin
Akan keegoisan mereka
Bisanya menganyam luka
Akan kerakusan mereka
Bisanya menyulam dendam
Akan ketidakadilan yang mereka ciptakan
Buat apa?
Menghalalkan segala cara demi kebahagiaan semu
Menganggap remeh orang lain
pelan tapi pasti
Pasti melemahkan jiwa muda yang berprestasi
Membuang kupu-kupu bertalenta
Sampai hati meracun jiwa
Sampai hati mengumandangkan tawa
Berhasrat mengumbar nafsu
Menyakiti jiwa seputih salju