Jumat, 14 Desember 2012 19:27
[Suakaonline]-Perbedaan keyakinan telah
menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian dunia karena nilai yang
mengajarkan kepada kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong
menolong
terkandung di dalamnya. Hal tersebut diperkukuh oleh suatu
model hubungan antar masyarakat yang berbeda keyakinan, yaitu
kerukunan hidup antar umat beragama atau toleransi antar umat beragama.
“Kerukunan
antar umat beragama itu sendiri bisa
diartikan dengan toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri
pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan
antar umat beragama,”
ucap Wakil Ketua MUI Kota Bandung Cecep Sudirman Anshari dalam acara dialog
lintas agama di lantai 4 Fakultas Syariah dan Hukum UIN SGD Bandung, Kamis
(13/12).
“Selain
itu kerukunan itu adalah menyatu, dan saling memberi kehidupan antara yang satu
dengan yang lain,” tambahnya.
Bukan
hanya itu saja, masyarakat pun harus
saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar
pemeluk agama yang satu dengan lainnya dan
tidak saling mengganggu. Apabila
tidak terpelihara dengan baik,
maka dikhawatirkan akan menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan
dengan nilai dasar agama itu sendiri.
Misalnya konflik di Poso antara umat islam dan umat
kristen. Disini
terlihat bahwa agama sebagai pemicu atau sumber dari konflik tersebut.
Kesalahpahaman
Komunikasi
Abdul
Razak yang turut hadir menjadi pembicara dalam dialog lintas agama tersebut
mengatakan bahwa kesalahpahaman dalam berkomunikasi merupakan salah satu faktor
dapat menimbulkan konflik antar umat beragama.
“Misscommunication,
masyarakat yang masih bersifat ekslusif dan stereotip terhadap sesuatu yang
asing, serta etnosentrisme yang mengedepankan ego dalam mempertahankan suatu
keyakinan dan kepercayaan terhadap sesuatu merupakan konflik mendasar antar
umat beragama,” ujar Abdul.
Konflik tersebut bisa menjadi ancaman serius bagi
integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar. Supaya agama bisa
menjadi alat pemersatu bangsa, maka kemajemukan harus dikelola dengan baik dan
benar
dengan berpegang kepada al-Qur`an dan as-Sunah dalam meniti dan mengarungi
kehidupan.
- Redaktur: Riska Amelia
- Reporter: Lia/Magang